Jumat, 25 Mei 2012

Lomba Cerdas Cermat “Perempuan Cerdas, Upaya Mewujudkan Negara yang Berdaulat dan Adil ”



Kemajuan dan perkembangan zaman telah mendorong sumber daya manusianya untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan suatu bidang, khususnya dalam bidang pendidikan. Baik pendidikan formal, non formal maupun informal semuanya tertuju pada manusia dimana manusia ialah makhluk yang terdiri dari realitas perempuan dan laki-laki. Tak dapat dipungkiri bahwa pendidikan tidak lepas dari perempuan, karena sejatinya manusia pertamakali dilahirkan dari rahim seorang perempuan dan memperoleh pendidikan untuk pertama kalinya dalam sebuah keluarga. Pendidikan pada perempuan diharapkan memiliki konsep yang sama dengan 3 jenis pendidikan pada umumnya (formal, non formal dan informal). Salah satu contoh pendidikan formal tersebut dapat kita temui di Universitas Indonesia pada program Pascasarjana Study Kajian Wanita.  Seperti contoh  pada pendidikan formal ada konsep yang bernama Kurikulum, kurikulum ini menekankan pada kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh peserta didik sesuai tujuan pendidikan nasional. Kompetensi ini selain harus dapat diaplikasikan oleh peserta didik
juga harus dapat diintegrasikan pada kecakapan hidup (life skil) secara nyata, yang pada gilirannya mereka diharapkan mampu secara mandiri mengatasi masalah yang dihadapinya. Kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik mencakup kompetensi-kompetensi sebagai berikut : pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas, kesehatan, akhlak, ketaqwaan dan kewarganegaraan.
         Dengan adanya pendidikan perempuan diharapkan mampu meminimalisir kaum perempuan terdistorsi dalam konteks peran dan fungsi sebagai putri, istri, ibu dan anggota warga masyarakat. Secara perlahan satu persatu perempuan menanggalkan kemuliaannya. Upaya musuh-musuh Islam dalam menghancurkan negara melalui kaum hawa semakin merebak saja melalui issu gender, hak asasi, kebebasan, modernisasi, persamaan dan sebagainya, dimana sebagiannya dimanfaatkan untuk kepentingan ghazwul fikri dan bermuara pada pendangkalan akidah muslimah, sehingga pada akhirnya muslimah kehilangan jati dirinya dan sulit menerapkan nilai-nilai keislaman secara komprehensif, ini tentu cukup berhasil memperlemah umat Islam sendiri.
        Kemajuan  pendidikan pada perempuan Indonesia dalam berkarya dewasa ini tidak terlepas dari perjuangan tangan-tangan pejuang perempuan. Ibu R.A Kartini merupakan salah satu pejuang perempuan di Indonesia yang menjadi simbol dari munculnya perempuan Indonesia yang intelektual dan mampu berperan aktif dalam membangun bangsa dan negara. Kesempatan yang dibuka oleh R.A Karitini bagi kaum perempuan dalam bidang pendidikan, menjadi dasar penting kesejahteraan perempuan. Tanpa pendidikan, perempuan tidak akan mampu mewujudkan kesejahteraan bagi dirinya, melalui pengembangan potensi yang merupakan anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa.
            Tanggal 21 April merupakan hari yang penting untuk diperingati, sebagai bentuk rasa syukur kepada sang pencipta. Sekaligus refleksi bagi kaum perempuan khususnya bagi KOHATI yang merupakan salah satu organisasi perempuan yang memiliki peran penting dalam mencetak kader yang berkualitas insan cita. Sebagai bentuk pengamalan dari tujuan lembaga KOHATI, yakni mencetak kader muslimah berkualitas insan cita, maka peringatan hari Kartini oleh KOHATI HMI Badko Jateng-DIY diperingati dengan mengadakan kegiatan cerdas cermat sebagai langkah awal dalam mengasah dan menguatkan pemahaman HMI-Wan dan HMI-Wati ditingkatan pengurus cabang setempat terhadap perjuangan KOHATI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar