Jumat, 27 Januari 2012

Milad HMI ke - 65 - Badko HMI Jateng - DIY




“Jangan pernah sekali-kali melupakan sejarah”
(Ir. Soekarno)

Sebuah pernyataan singkat tapi mempunyai makna yang mendalam dari mantan presiden pertama Republik Indonesia tersebut sedikit banyak bisa menjadi gambaran bagi perjuangan HMI saat ini. Sebagai organisasi Mahasiswa yang lahir pada tanggal 5 Februari 1947 HMI senantiasa menjadi organisasi yang menjadi kawah candradimuka bagi para mahasiswa yang ingin memenuhi eksistensi jiwanya dengan ghiroh perjuangan. Pada waktu itu Lafran Pane melihat bahwa pergerakan mahasiswa di Yogyakarta sebagai kota pelajar mengalami mati suri, hal ini dikarenakan jiwa mereka mengalami kehampaan akan ruh-ruh spiritualias. Disamping itu akibat dari penjajahan imperialisme asing yang menguasai Indonesia semakin menjadikan kondisi pergerakan kemahasiswaan menjadi semakin terpuruk dikarenakan mereka merubah kurikulum pendidikan yang ada di indonesia menjadi kurikulum barat, tentu saja hal ini sangat bertentangan dengan kultur budaya bangsa Indonesia. Sehingga kemudian Lafran Pane beranggapan harus ada sebuah gerakan revolusioner dari mahasiswa, oleh mahasiswa dan untuk mahasiswa. Karena iulah kemudian Lafran Pane mendirikan HMI.


Mungkin Lafran Pane terkejut ketika melihat HMI sebagai sebuah organisasi yang pada  mulanya hanya beranggotakan 14 orang dan hanya ada di Yogyakarta ternyata saat ini sudah tersebar di seluruh Indonesia dengan ribuan kadernya. Sudah tidak terhitung lagi berapa banyak kader HMI yang kemudian menjadi tokoh-tokoh yang berpengaruh di Indonesia, hal ini dikarenakan beberapa faktor. Pertama, posisi HMI sebagai organisasi kader, sehingga untuk lebih mementinkan kualitas, daripada kuantitas, parameter dari organisasi kader adalah struktur pengkaderan HMI yang sangat panjang dan bertingkat, dari mulai Latihan Kader (LK) I yang meningkat menjadi LK II dan paling tinggi adalah LK III, hal itu masih ditambah event-event pengkaderan HMI lainnya sepert Senior Course (SC), Upgrading maupun Lokakarya pengkaderan lainnya. Event-evet itu digunakan untuk menjaga kualitas pengkaderan di HMI. Kedua, posisi HMI sebagai organisasi ekstra kampus menjadikan posisi HMI lebih bebas untuk melakukan gerakan karena tidak terikat oleh kepentingan siapapun dan ranah pergerakan HMI lebih luas daripada organisasi intrakampus.
Point inilah yang kemudian selalu dijadikan landasan filosofis bagi Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Badko HMI Jateng-DIY) untuk selalu bisa berinteraksi dengan segala macam lapisan sosial yang ada di Indonesia, dan hal ini selalu terefleksikan dalam acara Millad HMI yang selalu diperingati setiap tahunnya. Bagi HMI, millad mempunyai posisi yang strategis sebagai ajang silaturahmi kader HMI yang berada di lingkup Jateng-DIY, selain itu ajang ini selalu dijadikan sebagai sarana perenungan kader HMI untuk mengevaluasi dan merekam setiap jejak langkah perjalanan HMI dari tahun ke tahun untuk bisa memperbaiki kekurangan dan menyebarkan kebaikan HMI sebagai sebuah organisasi yang mempunyai tujuan “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang brenafaskan Islam dan bertanggungjawab mewujudkan masyaraka adil makmur yang diridhoi Allah SWT

Silahkan download Proposal lengkapnya disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar