ADVANCE TRAINING (LATIHAN KADER III)
BADKO HMI JATENG-DIY
DASAR
PEMIKIRAN
A.
Dasar Pemikiran
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan salah satu
organisasi mahasiswa Islam yang tertua di Indonesia, perjalanan organisasi yang
sudah kurang lebih setengah abad atau tepatnya 64 tahun sejak berdirinya pada
tanggal 5 Februari 1947 merupakan organisasi yang memiliki produktivitas
perkaderan terbaik di negeri ini, perkaderan merupakan fokus utama dalam
organisasi Himpunan Mahasiswa Islam, tidak sedikit sumbangsih yang diberikan
organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) kepada bangsa dan negara semenjak di
dirikannya hingga sampai saat ini.
Perkaderan merupakan fungsi organisasi yang menjadi poros
penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (kader) baik secara pola
sikap kepribadian, pola intelektual, dan pola kemampuan profesional. Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) dalam hal ini sebagai bagian dari elemen generasi muda
mempunyai tanggungjawab besar sebagai khalifatullah fil ardh dan sebagai
putra bangsa dalam meneruskan perjuangan mewujudkan cita-cita kebangsaan, yaitu berdaulat dalam bidang politik, berkepribadian dalam bidang sosial dan kemandirian dalam bidang ekonomi serta mewujudkan bangsa dan negara yang
bermartabat.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) melalui metode perkaderan
yang sistematis dimulai dari Basic Training, Intermediete Training, dan Advance
Training menjadikan karakter kepemimpinan
yang kuat pada kader himpunan, perkaderan tersebut mampu membentuk kompleksitas
kompetensi dalam diri kader HMI. Dengan demikian kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dibentuk guna meningkatkan
kemampuan kepemimpinan yang sidiq, amanah, tabliq dan fathonah
serta mampu menerjemahkan dan mentransformasikan pemikiran konsepsional secara
profesional dalam gerak perubahan sosial guna mewujudkan bangsa dan negara yang
bermartabat dalam bingkai keadilan ekonomi dan keadilan sosial.
Kemerdekaan
bangsa Indonesia yang telah dipoklamirkan oleh founding fathers 66 tahun silam yang
seharusnya saat ini sudah ada perubahan yang massif dan bisa dinikmati oleh
masyarakat luas, namun pada kenyataannya saat ini belum ada indikator positif
atas terwujudnya good government; hal ini bisa ditilik dari proses
penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, kebijakan politik, kebijakan ekonomi,
serta kebijakan institusional pemerintah yang tidak sinergi dengan kondisi
sosial rakyat. Dari sinilah dapat
disadari bersama bahwa visi pembangunan bangsa guna mengangkat derajat dan
martabat bangsa melalui pendidikan dan kebijaksanan berkaitan dengan permenuhan
keadilan hak sosial dan ekonomi yang diciptakan pemerintah dirasa belum mampu
terimplemantasikan dalam realita sosial masyarakat secara kaffah.
Dapat diketahuai bersama bahwa pemerintah adalah
tingkatan masyarakat tertinggi yang
berkewajiban untuk menegakkan keadilan serta melindungi segenap hak warga
negaranya dari kemungkinan perampasan atas kemerdekaan dan harga diri sebagai
manusia. Oleh karena itu pemerintah haruslah merupakan kekuatan pimpinan yang
demokratis, berasal dari, oleh dan untuk rakyat, serta menjalankan
kebijaksanaan atas persetujuan rakyat berdasarkan musyawarah dan di mana
keadilan dan martabat kemanusiaan tidak terganggu.
Perwujudan penegakkan keadilan dalam bidang ekonomi
adalah pembagian kekayaan masyarakat yakni
dengan memberikan bagian yang wajar dari kekayaan negara, sehingga tidak
ada batas-batas individual yang berjalan tanpa kendali dari
pertentangan-pertentangan golongan yang didorong oleh ketidakserasian antara
pertumbuhan kekuatan satu pihak dan pengumpulan kekayaan oleh golongan-golongan
kecil dengan hak-hak istimewanya, dilain pihak yang melahirkan jurang pemisah
antara kekayaan dan kemiskinan yang semakin curam adalah tidak jelasnya
penataan aset-aset negara (Nasionalisasi aset negara) sehingga hal tersebut lambat
laun dihawatirkan akan menjadi penghancur sendi-sendi tatanan
pembangunan “moral” sosial dan membinasakan harkat dan martabat manusia dalam
berbangsa dan bernegara.
Pemerintah dalam melaksanakan dan mengembangkan
pembangunan moral sosial tersebut memiliki implikasi besar dengan mentalitas
dan kualitas kepemimpinan pemegang kebijakan yang lahir dari proses perjalanan
kaderisasi, terbukanya ruang serta peran strategis bagi kalangan profesional,
akademis dan stake holders yang ada dalam mewujudkan cita-cita bersama
yakni masyarakat yang adil makmur yang diridhoi Allah SWT, yakni baldatun
thoyyibatun wa robbun ghofuur.Disinilah martabat suatu bangsa memperoleh
hakikat rahmatan lil alamin yang hanya dapat dipahami oleh bangsa yang
mampu mengenal harga diri dan percaya diri yang bersumber pada tauhid
guna menjaga martabat sebagai khalifatullah fil ardl.
Berangkat dari hal tersebut, maka Badko HMI JawaTengah-DIY sebagai organisasi mahasiswa dengan ini mengadakan Advance Training
(Latihan Kader III) Himpunan Mahasiswa Islam guna mempersiapkan generasi yang
cerdas, transformatif dan selalu siap membela kebenaran, bertanggung jawab,
serta mampu beradaptasi dengan kebutuhan
perkembangan zaman demi terbinanya generasi-generasi masa depan yang
mampu memberikan sumbangsih pemikiran terbaik bagi umat dan bangsa demi
mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
Untuk mendapatkan file proposal LK III silahkan klik disini
format file ny apa? dbuka pke pdf n word gmw euy
BalasHapus